top of page

25% Dari Pengguna Internet Yang Yakin Mereka Aman Malah Terkena Scam.

Diperbarui: 20 Mar


25% Pengguna Online yang Yakin Mereka Aman malah Terkena Scam

Dengan semakin berkembangnya dunia saat ini, kita dipaksa untuk terhubung dan melakukan banyak hal secara online. Namun, hal tersebut tidak hanya membawa dampak positif, ada banyak kekhawatiran yang juga ditimbulkannya. Survei terbaru terhadap individu di tujuh negara menunjukkan bahwa mayoritas pengguna internet tidak yakin tentang keamanan perangkat mereka atau cara menemukan situs berbahaya secara online.


20 Aktivitas Penting yang Dilakukan Secara Online

Source: Living Secure Report by F-Secure


Menurut Living Secure Report dari perusahaan security F-Secure yang melakukan survey kepada 7000 koresponden, hampir setengah dari koresponden mengatakan hal utama yang mereka lakukan secara online adalah mengirim atau menerima email. Bahkan 95% dari mereka mengatakan setidaknya mengirim atau menerima email sekali sebulan.


Laporan tersebut juga menyebutkan 70% dari koresponden percaya bahwa mereka dapat menemukan scam atau ancaman digital lainnya. Namun demikian, terlepas dari keyakinan positif mereka tentang dapat mengenali dan menghentikan cyber-attack, ternyata data lain dalam laporan Living Secure ini malah tidak sejalan:

  • 27% percaya bahwa mereka pernah terkena online scam

  • 60% tidak tahu cara untuk mengetahui apakah took online itu legitimate atau tidak

  • 51% tidak yakin perangkat mereka aman

  • 69% tidak tahu apakah harus mempercayai orang secara online atau tidak


Berdasarkan data tersebut, kabar baiknya adalah setidaknya mereka menyadari bahwa setiap kali mereka online atau menerima email dari siapapun, mereka mungkin bisa menghadapi resiko cyber-attack. Namun, ini tidak sejalan dengan data yang menyebutkan setidaknya ada 33% koresponden yang berusia 35 tahun keatas yang menyalahgunakan keamanan siber mereka dengan membagikan kata sandi mereka kepada orang lain, persentase ini lebih kecil jika dibandingkan dengan koresponden pada usia 18-24 tahun yang menyalahgunakan keamanan siber mereka, yaitu sebesar 52%. Hal ini menandakan bahwa banyak waktu yang dihabiskan secara online tidak membuat seseorang menjadi lebih sadar terhadap cyber security.


Dari laporan tersebut, dapat kita simpulkan bahkan pengguna yang yakin mereka dapat menemukan dan mengenali ancaman digital ternyata sebenarnya tidak aman juga, bahkan merasa pernah terkena serangan digital. Keyakinan seperti ini sering kali membuat kita menjadi sedikit lebih tidak waspada, karena merasa percaya diri kalau kita mampu mengenali ancaman-ancaman digital tersebut.


Dengan banyaknya pengguna yang bekerja dari jarak jauh dan menggunakan perangkat pribadi dari mana saja (termasuk kita), sangat penting bagi pengguna untuk siap memainkan peran sebagai garda terdepan keamanan siber perusahaan melalui Security Awareness Training yang berkelanjutan yang dirancang untuk memberi pengertian kepada pengguna agar sadar akan perannya, cara mempraktikkan cyber hygiene yang baik, mengidentifikasi serangan phishing, dan masih banyak lagi.


Source:

14 tampilan0 komentar

コメント


bottom of page