top of page

Langkah Preventif Mencegah Kebocoran Data Perusahaan Anda!

Updated: Feb 15


BREAKING NEWS! 2 juta data dari asuransi BRI Life bocor dan di jual pada forum hacker sebesar 101,6 juta. Temuan ini pertama kali dikeluarkan oleh akun twitter @UnderTheBreach yang menjelaskan bahwa sekelompok hacker telah menjual data BRI Life tersebut, bersama dengan video selama 50 menit yang menjelaskan mengenai cara mereka meretas data tersebut.


Dengan temuan ini, menambah banyak perusahaan asal Indonesia yang pernah terjadi kebocoran data. Melihat kebelakang, rentan waktu 2019 hingga 2021 atau selama 3 tahun telah terjadi 29 kasus kebocoran data yang terjadi. Dikutip dari Tempo.co, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G. Plate menjelaskan bahwa “Tahun 2019 ada tiga, tahun 2020 ada 20, dan tahun ini ada enam lembaga, termasuk BPJS,” ujarnya dalam wawancara di akun YouTube Akbar Faizal Uncensored pada Selasa, 22 Juni 2021.


Dalam wawancara tersebut, Menkominfo tidak menjelaskan secara gambling mengenai perusahaan dan lembaga apa saja yang telah terjadi kebocoran data. Tetapi apabila melihat berita yang terjadi dalam kurun waktu tersebut. Mendapatkan hasil sebagai berikut;

  • Pada Mei tahun 2020 terjadinya kebocoran data terhadap 91 juta pengguna Tokopedia

  • Pada Mei tahun 2020 terjadinya kebocoran data terhadap 1,2 juta pengguna Bhineeka.com

  • Pada Mei tahun 2020 terjadinya kebocoran data terhadap 13 juta pengguna Bukalapak

  • Pada Juni tahun 2020 terjadinya kebocoran data terhadap 230 ribu pasien Covid-19

  • Pada Agustus tahun 2020 terjadinya kebocoran data terhadap 820 ribu nasabah Kredit Plus

  • Pada November 2020 terjadinya kebocoran data terhadap 2,9 juta pengguna Cermati

Selain kasus-kasus diatas, pada tahun 2014 sebanyak 2,3 juta data pemilih yang terdaftar dalam KPU bocor dan dijual pada Raid Forums. Dari keseluruhan hal tersebut membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki permasalahan kebocoran data terbanyak di dunia.


Patut diketahui bahwa ada banyak sekali serangan dan malware yang dapat hacker gunakan dalam melakukan aksinya. Perusahaan, khususnya divisi IT perlu mengetahui hal-hal tersebut agar dapat meminimalisir segala bentuk kejahatan yang tidak diinginkan. Adapun serangan dan malware yang sering hacker lakukan tersebut, Prima Cyber Solusi berikan ulasannya:

  • Spyware: Merupakan sistem yang dibuat untuk melakukan pelacakan hingga pengumpulan data dan informasi target peretasan. Dengan hal ini, hacker bisa mengetahui segala jenis informasi, perilaku, hingga kebiasaan yang dilakukan oleh si target. Contoh paling mengerikan adalah Spyware Pegasus yang telah menargetkan lebih dari 20.000 perangkat keras.

  • Virus: Merupakan malware yang memiliki kemampuan untuk dapat memanipulasi data, menginfeksi, mengubah hingga merusak sebuah program komputer. Selain itu, malware ini dapat menggandakan dirinya menjadi lebih banyak sehingga bisa melakukan kejahatan di lebih dari satu perangkat.

  • Trojan: Ada yang tahu film Troy? Yap dalam salah satu scene tersebut, terdapat sebuah patung kuda besar yang didalamnya adalah pasukan. Sama seperti virus ini, sebuah program yang "seakan-akan baik" tetapi sebenarnya itu merupakan program hacker. Sehingga memiliki kemampuan untuk melakukan perusakan sistem ataupun data perusahaan.

  • Ransomware: Malware ini memiliki fungsi untuk dapat menghalangi akses pada sistem perangkat keras ataupun lunak. Setelah melakukan pembatasan, malware ini mengenkripsi seluruh data penting. Sehingga data yang telah didapatkan langsung digunakan oleh hacker dan tujuan mereka berhasil tercapai.

Selain itu, perlu diketahui bahwa bukan hanya malware yang menjadi biang keladi dari kebocoran data. Tetapi ada juga kegiatan Cyber Crime Ada banyak sekali cara yang dapat digunakan oleh seorang Hacker untuk melakukan Cyber Crime. Berikut ini adalah beberapa jenis Cyber Crime:

  • Unauthorized Access to Computer System and Service: Kejahatan yang dilakukan dengan menyusup kedalam suatu sistem jaringan komputer. Sehingga dapat melakukan pencurian informasi dan data penting perusahaan.

  • Illegal Contents: Kejahatan yang dilakukan dengan cara memasukan data dan informasi kedalam internet mengenai sebuah perusahaan ataupun bisnis. Sehingga dapat menjadi krisis kepercayaan kepada customer dan stakeholders.

  • Cyber Espionage: Kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet dengan melakukan kegiatan mata-mata pada pihak yang dituju, dengan memasuki sistem jaringan komputer.

  • Cyber Sabotage and Extortion: Kejahatan yang paling sering dilakukan kepada perusahaan dan bisnis. Kejahatan ini meliputi gangguan, perusakan bahkan penghancuran terhadap suatu data, program komputer ataupun sistem jaringan dengan menggunakan Malware.

  • Cracking: Kejahatan dengan merusak sistem keamanan suatu sistem komputer untuk mendapatkan data dan informasi penting dari perusahaan tersebut. Biasanya apabila hal ini berhasil, maka data dan informasi yang telah di dapatkan akan dijual secara masal dengan harga jual yang tinggi.

Hal-hal tersebut membuat perusahaan perlu memfokuskan diri pada penguatan Cyber Security, agar meminimalisir segala bentuk kejahatan yang dapat merugikan perusahaan dimasa depan. Ada dua kerugian yang paling memungkinkan apabila kebocoran data telah terjadi, yaitu Finansial dan Citra perusahaan di khalayak umum.


Kerugian finansial tentu saja akan dirasakan oleh perusahaan, dikarenakan hacker akan menuntut sesuatu pada dasarnya untuk dapat menebus keseluruhan data penting perusahaan. Selain itu, citra positif perusahaan akan tercoreng apabila terjadi sebuah tindakan kebocoran data. Dikarenakan konsumen akan merasa tidak percaya dengan kemampuan perusahaan dalam mengamankan data dan informasi mereka.


Melihat permasalahan dan banyaknya kasus kebocoran data yang terjadi di Indonesia. Prima Cyber Solusi hadir untuk dapat memberikan solusi terbaik mengenai penguatan Cyber Security pada perusahaan Anda. Dengan tim yang berkompetensi dan solusi-solusi terbaik, membuat kami siap untuk dapat memberikan seluruh kemampuan kami dalam menjaga dan juga meminimalisir segala serangan dan kejahatan dari dunia siber. Hubungi kami melalui email sales@primacs.co.id untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai solusi yang dapat kami berikan kepada perusahaan Anda.


Sources:

bottom of page